Selasa, 22 Maret 2016

Mr. M!

Hanya Catatan saja!


Hai, Mr. M!
Bagimana kabarmu setelah sekian lama aku tak bertemu pandang dengamu? Kita sudah jarang untuk bertegur sapa. Biarlah begitu. Karena memang harusnya begitu.

Masih ingatkah kamu, ketika kita berada di Jakarta untuk Tour dalam Study?
Ketika itu di gerbang pintu awal kau yang membawa buku saku berkata "Ayo siapa yang mau pesan makanan!". Ketika itu kau menawari Ai dan aku yang berada disampingnya.

"Nasi goreng, dan jus!" itu pesanan Ai. Dan waktu itu aku masih berjalan dengan kamu yang berada di belakang.

"aku pesan hatimu saja!" ujarku yang kala itu spontan. Dan lalu, ketika dengan sengaja melihatmu wajahmu menjadi malas. Maafkan aku yang merubah suasana dirimu kala itu. Tapi aku tidak menyesal, karena memang itu  adanya perasaanku terhadapmu. Walau Ai berbisik.

"sudahlah! kau memalukan!" Tapi sungguh aku rasa aku harus menyampaikan. Kukira aku menikmatinya, terserah kalau pun kamu tidak. Itu caraku, terserah bila duniamu terganggu. Memang itu salah satu tujuanku.

Dari sudut ruang kelas terkadang aku berusaha mencuri lihat sosok dirimu. Itu membuatku terkadang tertinggal materi, tapi dulu tak terpikir seperti itu. Bedanya kau seperti biasa saja dan kau mengerti. Tapi aku yang serius, hanya tetap bingung. Hingga waktu-waktu kita berkurang seiring dengan kurangnya kredit yang kuambil. Itu bukan salahmu, tapi itu karena cara pandangku. Aku senang jika melihat kau tersenyum, entah karena konyolnya aku. Atau kelakuan aku yang nyaris bodoh. Ah bahkan aku sangsi, kala itu kau tersenyum karena apa.

Suatu siang, aku kembali melihatmu. Kala itu entah kenapa kulihat kau tak fokus. Kalau aku, ya sudah pasti fokus. Fokus melihat dirimu. Kau terlihat mengantuk dan sekali-kali sampai kau tertunduk. Ha ha. Dan kau tahu, apa yang aku pikirkan?

'Ah Tuhan, ternyata dia masih golongan manusia!' ungkapku dalam hati. Oh bukan berarti aku menganggapmu sebagai yang lain. Bukan seperti malaikat yang tak bersayap seperti syair dalam puisi romatis. Aku kala itu berpikir, kau adalah robot yang sudah disetting. Ha ha. Kau yang serius. Seperlunya. Seperti dari sudut pandanganku. Ternyata bisa mengantuk.

Lalu apakah kau terganggu dengan pesan-pesan tidak jelasku yang terkirim kepadamu? Kukira kau tidak, karena kau biasa saja. Dan aku terkadang tersadar ketika pesan itu telah terkirim bahwa itu untuk apa lagi? Tapi, sadarku tak bisa kusesali. Pertemuan-pertemuan denganmu adalah yang paling aku hindari. Tapi, penguluran untuk menghindarimu adalah pertemuan tak sengaja kita. Sehingga itu membuat aku berpikir positif, yang kupaksakan. 'ini memang sudah diperintahkan bertemu!' dan mungkin nyatanya bisa saja itu 'ujian' bagiku.

Dalam catatan-catatan tak sengaja dalam buku kuliahku, kau tertulis sebagai 'Musim salju dan panas'. Salju karena kau dingin. Aku merasakan itu. Panas, karena dekat dengamu hatiku merasa hangat. Dan dengan kelakuan-kelakuan yang lain. Untuk kali ini mungkin aku anggap kau sebagai 'Obsesi'-yang tanpa expresi!-

Ini lebih dari sekedar punuk yang merindukan bulan. Punuk masih bisa menikmati bulan. Harusnya aku pun begitu. Tapi aku sekarang bagai punuk merindukan matahari. Bisa betemu, asalkan punuk bisa terbangun di siang hari. Tapi, Bukankah kau dapat menikmati matahari melalui bulan? Dan itulah caraku.

Kita berjalan pada waktu yang sama. Tempat yang berbeda. Kau menggenggam tangan yang kau pilih. Doaku adalah 'kebahagian untukmu!. Berada dimana detik ini adalah yang ada. Bernapas bersama.

Dan yang lalu telah menjadi masa lalu. Biarkan ini menjadi milikku! Milikmu? adalah sudut pandang menurut dirimu.

"Ketika kau kehilangan senja disini, maka masih ada senja ditempat lain. Jika kau kehilangan pagimu, masih ada pagi ditempat lain. Siang dan malam juga begitu. Tuhan menempatkan dan mengaturnya dengan penuh perhitungan!"

-Kau telah menemukannya, sedang ku masih mencari dimana keberadaanya. Dengan insting dari Tuhan. Mekanisme yang tak terbayangkan. Bahkan dimana keberadaannya pun tak bisa dibantu google maps-kecuali memang nanti ketika aku tahu alamatnya. Ha ha.

Di Bandung. 22 Maret 2016
*Jangan salah faham. Kebenarannya, ini adalah menceritakan yang telah berlalu. Dan akan menjadi masa lalu juga.


Surat Rinduku.

Hai, Pak!
Semoga engkau sekarang berada pada masa penantian yang damai, di tempat yang terbaik. Amin.

Tidak terasa ya, sekarang sudah tujuh bulanlah hariku berlalu tanpamu.
Aku masih merasa kau ada di sini. Di sampingku. Bersamaku.
Jika aku berpikir begini, Bagaimana dengan Mama di rumah.
Mungkin lebih dari ini. Lebih dari segalanya.
Jauh dari rasa yang saat ini kurasakan. sungguh aku khawatir padanya.
Aku merindukannya.

Pak.
Sudahlah lama aku tidak melihat tempat kau disatukan kembali dengan bumi.
Tempat terakhir kita, melebur dengan asal mula bahan diri.
Walaupun kita tak tahu, dari jenis tanah seperti apakah kita dulu.
Ketika dulu kita melewati area tempat itu, kau selalu mengajarkanku do'a.
Do'a untuk ahli kubur, dan tentunya do'a untuk orang tua.
Dan kini, jasadmu berada diantara mereka.
Oh. dan suatu hari nanti aku juga akan menjadi seperti itu.
Tapi, aku tak tahu, apakah aku akan sebaik dirimu?

Pak.
Mungkin tempat jasadmu dikebumikan, sudah jelas dimana tempatnya.
Aku dapat mengunjungimu.
Tapi, tempat sekarang jiwamu berada.
Alam barzah itu. Itu rahasia Allah.
Dan semoga engkau berada disana dalam ketenangan.

Pak.
Pertemuan singkat kita di alam mimpi, adalah panggilan-panggilan rinduku akan dirimu
Lama ataupun sebentar, itu menyisakan air di ujung mataku.
Sedikit. Tapi itu meremas perasaan yang terdalam.
Pikiranku menari bersamamu.
Bercanda bersamamu. Tertawa. Dan menangis bahagia.

Pak.
Aku rindu, engkau yang selalu menungguku pulang di kursi depan.
Aku rindu, engkau yang selalu menangis ketika aku mendapat kebahagian seperti apapun itu.
Aku rindu, engkau yang marah ketika aku mencandaimu.
Lebih dari itu. Aku sungguh merindukanmu.

Pak.
Terimaksih atas kebahagian yang dahulu selalu engkau ciptakan.
Do'aku pasti di dengar Allah yang Maha Mendengar.
Dan semoga do'a untukmu terpilih dari do'a yang selalu kubisikkan.
Untuk menjadi anak yang sholehah untukmu pun, entahlah aku seperti apa.
Aku hanya mencoba bergerak merevisi diri menjadi lebih baik.
Jauh bergerak bersama waktu untuk lebih darimu.

Salam peluk dariku, untukmu.

Di Bandung, 22 Maret 2016
Bersama rindu... ^^


Rabu, 16 Maret 2016

Teruntuk Ibu BK..

Ketika tadi sedang mencari file yang aku lupa simpan. Aku lalu membuka folder yang bernama 'Atiah ZR (1122070014)'. Setelah diklik supaya terbuka ternyata itu Folder berisi tugas BK. Berisi mainmaps yang harus dikumpulkan pada akhir perkuliahan. tepatnya ada tujuh mainmpas yang seharusnya ada empat belas.

Oh bukannya aku tak membuat dan mengerjakan tugas itu. Tapi memanglah mainmaps yang aku gambarkan itu tidak aku photo atau aku ajak selfi. Dan bahkan ada yang hilang. Entahlah kemana. Jangan tanya ya, sekarang lagi malas memikirkan itu hilang kemana.

Ketika deadline waktu pengumpulan akan habis. Semua sibuk membuat kembali mainmaps yang hilang. Walau yang dibuat tak sebagus yang dahulu. Dan memang akan begitu adanya. Suatu yang hilang jika kembali ataupun dibuatlah akanlah berbeda. Ah salah membahas.

Aku hanya memberikan apa yang memang ada padaku. Tidak membuat lagi. Apakah aku malas? Enggak, ih. Aku itu rajin, rajin untuk mals. hehe.

Karena memang aku membuat tugas dengan sesuai, jika hilang Allah juga tahu aku membuatnya. Walaupun bagaimana nanti dengan nilai? Aku memang membuatnya, Bu. Dan Alhamdulillah nilainya memuaskan.

Sebagai tanda aku memang membuat, aku berpikir aku harus biacara dengan beliau. Tapi, susahlah aku untuk bertemu. Jadilah aku membuka Mc. Word dan untuk menulis surat. Seperti ini:

"Bismillah.
        Assalamu’alaikum Wr. Wb.
       Ibu, maaf file photonya hanya ada sedikit. Karena ada yang hilang, dan ada yang lupa tidak terphoto. Bukan berarti saya tidak mengerjakan tugas yang Ibu berikan. Tetapi memang iu kebenaran adanya. Saya membuat mainmap sampai beres semua.
       Teima kasih atas perhatiannya.
       Wassalam.
Bandung, 10 Desember 2015
Tertanda


Atiah Zakiah Rahmah
(1122070014)"


Oh, ibu maafkan aku untuk ini. dan terimaksih. Semoga Ilmu yang kita punya bermanfaat dan lebih mendekatkan lagi kepada-Nya, Yang Maha Mengetahui.

Bandung, 17 Maret 2016

Nikmatilah...

Jomblo?

Itu mungkin adalah kata yang sudah tidak asing lagi pada pendengaran kita. Berbagai definisi mengenai kata ini, ada yang mengartikan tuna-asmara, single, dll. Bahkan ada yang bersemboyan 'jomblo itu nasib, single itu prinsip!' walaupun memang pada dasarnya sama 'tidak punya pasangan'. Dan yang membedakan adalah yang menikmati dan tidak. Ada yang biasa-biasa saja dan tidak biasa. Ingin segera terlepas dari status ini.

Dahulu aku juga begitu, terkadang suka iri melihat teman yang punya kekasih. Sepertinya menyenagnkan. Namun ketika aku lihat mereka terkadang bertengkar, aku rasa lebih baik begini. Sama saja. Pacaran kebanyak main-main. Main sana-sini. Dan sialnya aku jomblo, tapi tidak main-main. Ha ha.

Terkadang berpikir kapan aku bisa seperti itu? Walaupun pada dasarnya aku senang seperti ini. Jomblo. Tanpa pikiran apapun. Tapi agaklah susah. Lalu kemari yang sudah berlalu aku membaca artikel yang ditulis oleh Aa Gym pada sebuah majalah yang membuat aku terenyuh untuk membacanya 'Nikmati masa sendirimu..". Jika tidak salah berarti benar memang judulnya seperti itu.

Di dalamnya terdapat tulisan tentu saja. Dan tidak akan tahu kalu aku tidak membacanya. Dan lalu aku membaca. Artikel itu berisi supaya kita jangan sedih dengan kesendirian kita. Nikmati masa sendiri itu dengan lebih dekat dengan Sang Pencipta. Beradu keluh dan kesah. Curhat langsung kepada-Nya. Karena mungkin ketika kita sudah bersama orang lain-dalam artian menikah/halal, waktu-waktu itu akan berkurang. Tidaj seefektif ketika sendiri. Tidak sekhusu' ketika kita single. Apalagi ketika kita punya anak.

Lalu jika kita merasa takut sendiri. Sadarlah kita diciptakan secara berpasangan. Bahkan jodoh kita dan segalanya sudah ditentukan ketika ruh kita dihembuskan. Usia empat bulan dalam kandungan ibu kita. Dan lagi pasangan kita kelak juga adalah makhluk-Nya. Jika kita ingin dekat dengan makhlunya maka dekatlah dulu dengan yang menciptakan kita. Jika Allah sudah sayang kepada kita, apapun yang terbaik akan diberikan-Nya. Subhanallah.

Semoga kita merupakan makhluk yang padai memanfaatkan waktu, selalu berserah diri dengan-Nya, dan di waktu yang tepat dapat dipertemukan dengan orang yang terbaik menurut Allah dan kita maui. Amin.

'suka aneh waktu jadian mereka makan-makan. Ketika putus minum-minum'-PidiBaiq

'Jodoh itu ditentukan oleh Allah bukan orangnya, melainkan mekanismenya'-PidiBaiq.

di Bandung dengan hujan.
16 Maret 2016.


Abaikan yang di Depan. Yang di belakang bikin goyah!


Yang Ketika Itu Bersamaku..

Didalam acara pembuatan Skripsi yang terlalu banyak di Skip-sih sama aku, tugasku berseliweran dengan tugas-tugas mata kuliah yang sedang aku cicil karena dulu aku menghutang entah pada siapa. Ke Kampus? Ke Fakultas? Ke Prodi? yang pasti pada diri dan orangtua! kukirakan.

Dan sekarang aku mangkir ke sini. Sedikit meleset dari tengah hari, sekarang aku ditemani sama makroni ngambay, air mineral, kopi susu, buku yang hanya dibuka saja. tidak lupa dengan smartphone yang smart apabila penggunanya smart dalam menggunakannya.

Minggu ini keluar dari rencana aku. Tapi memang ini rencana Allah. Sebagian mata kuliah yang akan UTS minggu sekarang diganti menjadi minggu depan semua. Kecuali kemarin. Mata kuliah TI. Aku baca-baca dan banyak yang jadi persoalan. Tapi betul tidaknya aku tidak tahu. Aku hanya berwirausaha dan mengisi, dan kadang lupa juga.

Dalam acara UTS tersebut ada beberapa ketentuan. Diantaranya menuliskan nama siapa yang ada disamping bangku. Kebetulan waktu kemarin di samping kiri ada Fitriani AlTafdila dan sebelah kanan ada Indah Ratnasari. Ah seperti perkenalan cerdas cermat saja. tapi ini aku yang ditengah tidak diberi jawaban atau berdiskusi dengan mereka ketika diberi pertanyaan dengan aku membacanya. Sedang ada yang lain yang memang belum kenal, mereka berkenalan.

"Nama kamu siapa?" tanya Asri Arsita yang satu angkatan denganku untuk bertanya pada adik kelas.

"Deni, teh!" jawabnya. Kalaulah tidak salah memang Deni namanya. Karena itu memang terdengar semua tertawa karena aku bilang begini "ciee, Kamu ajak kenalan berondong. ahahah!" dan semua sempat iklan dengan 'Cie-cie' itu.

Kembali pada Lembar jawaban yang harus mengisi nama aku supaya tidak tertukar. Nama teman sampingan. Aku di sana juga menulis Allah SWT, Malaikat Raqib dan 'Atid, dll. Dll nya itu tandinya mau diuraikan tetapi tidak memadai. ha ha

Maksudnya itu, jika memang alasan menuliskan itu karena takut saling berdiskusi atau bahasa umumnya mencoktek. Aku katakan bahwa aku punya Allah yang selalu mengawasi dan Malaikatnya juga. Jika aku memang sedikit bertanya mungkin syetan menyuruh. Lalu bisa dong salahkan syetan? hehe. udah gitu aku jadi ngasih tugas buat Malaikat 'Atid supaya mencatat. aha ha ha. Tapi kuharap tidak termasuk, Walaupun ini tidak akan luput dari pengawasan mereka.

Hal serupa pernah aku lakukan ketika UAS Fisika Modern dan Fisika Inti. Waktu itu ada pertanyaan coba bandingkan efect Compton dengan .... (lupa). Aku lupa, gak bisa jawab. Jadi ditulis saja. Maaf Compton.. Maaf ....(lupa).

Kenapa harus minta maaf? Karena aku rasa aku belum terlalu mengenal mereka. Belum terlalu mengerti mereka. Sehingga menurutku "tak kenal, maka tak menghargai!". Aku belum menghargai penemuan mereka. Terlepas dari siapa mereka dahulu, atau ada penemuan baru yang memperbaiki atau merubah. Bukan hanya untuk mereka, tetapi yang lain. Jika tidak diawali maka mungkin akan susah untuk merubah atau menemukan. Terlepas dari apa niatnya.

Untuk ini juga aku mau ucapkan Terimalah kasihku. Guru. Dosen. Sahabat. Keluarga. Orangtua. dan siapaun itu yang telah aku pandang darimanapun hingga aku mendapat sesuatu yang berarti.

Terlebih Tuhan yang dengan Pemurahnya memberi banyak ilmu yang mebuat aku merasa sangat kecil ketika menemukan sesuatu yang baru. Semua bermanfaat bagi siapa saja yang berfikir.

Selamat menempuh hari Rabu.
16 Maret 2016

NB: selamat berulang Tahun untuk Mila Amaliah. sehat, sentosa, barokah. Jangan Mau panjang Umur, nanti kalau kepanjangan kamu gak da temen! Abcdefghijklmmmuuuach :*


INI PHOTO LEMABAR JAWABAN

Selasa, 15 Maret 2016

Contoh SURAT PERNYATAAN PERUBAHAN JUDUL SKRIPSI

SURAT PERNYATAAN
PERUBAHAN JUDUL SKRIPSI

Dengan ini saya :
N a m a                                    : 
N I M                                       :
Jurusan/ Program Studi           : 
Judul Skripsi :


Menyatakan Pengajuan Perubahan Judul Skripsi dengan alasan :


Judul Skripsi yang baru :


Demikian surat pernyataan ini dibuat sebagai syarat untuk Perubahan judul Skripsi.



Bandung, 16 Maret 2016.
Pembimbing Akademik                                                                            Yang Menyatakan,



                                           
NIP.                                                                                                          NIM. 

Mengetahui
Pembimbing Skripsi I.                                                                            Pembimbing Skripsi II.





NIP.                                                                                                        NIP. 



Ini di Post karena kebetulan yang tidak selalu kebenaran kemarin harus ganti materi. Semoga bermanfaat. Jika tidak manfaatkanlah.
Cr. http://bio.unsoed.ac.id/sites/default/files/SURAT%20PERNYATAAN%20PERUBAHAN%20JUDUL%20SKRIPSI.pdf